PERILAKU BIAYA
PERILAKU BIAYA
1.1 Latar
Belakang
Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi
biaya akan dapat menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada
tingkat yang optimal. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang
seksama akan mampu secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di masa yang
akan datang. Untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal menimpa perusahaan
dimasa yang akan datang, manajemen perlu mempertimbangkan dengan seksama sumber
daya yang diperlukan, karena bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan
menjadi biaya tetap untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu di masa yang
akan datang.
Di dalam akauntansi
manajerial, istilah biaya dapat digunakan untuk berbagai hal. Alasannya adalah
karena banyak jenis biaya, dan biaya-biaya tersebut diklasifikasikan sesuai
kebutuhan manajemen. Seperti, seorang manajer yang ingin menyusun laporan
keuangan eksternal, membuat anggaran,
atau mengambil keputusan, akan menggunakan data biaya. Setiap penggunaan atas data yang berbeda membutuhkan klasifikasi dan definisi biaya
yang berbeda juga. Seperti contohnya, laporan
keuangan eksternal membutuhkan data biaya historis karena pengambilan
keputusan memerlukan perkiraan terhadap biaya di masa mendatang.
Ketika terjadi perbuahan dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis
maka Akuntansi manajemen juga ikut berubah dan menyesuaikan. Salah satu
penyesuaian yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan
aktivitas. Pengaruh model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi
manajemen sangatlah besar, yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik
konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas
dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif.
Selanjutnya
dalam sebuah bank estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi
berapa besarnya biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun
perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran. Makalah ini akan
membahas mengenai Perilaku Biaya dalam Akuntansi
Manajeman.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa itu Definisi Anggaran
Tenaga Kerja ?
2.
Apa itu Perencanaan Tenaga Kerja ?
3.
Apa yang Perlu
dipersiapkan dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja ?
4.
Apa saja
Proses dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja ?
5.
Apa saja Manfaat dalam
Perencanaan Tenaga Kerja ?
6. Apa
saja Faktor Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen Yenni Arfah, SE, M.A yaitu, Menyusun dan Menjelaskan Makalah ini Sesuai dengan Rumusan Masalah diatas.
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Perilaku Biaya dan Manajemen
Perilaku
biaya adalah suatu istilah umum untuk menggambarkan apakah suatu biaya
jumlahnya tetap atau berubah dalam kaitannya dengan perubahan tingkat aktivitas
atau volume (Hansen & Mowen, 2005). Jika suatu biaya jumlahnya tidak
berubah sementara tingkat aktivitas bisnis bertambah atau berkurang, maka biaya
tersebut disebut dengan biaya tetap. Jika suatu biaya jumlahnya secara total
berubah sejalan dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis maka biaya tersebut
disebut dengan biaya variabel. Jika perilaku biaya mencerminkan kedua
karakteristik perubahan tersebut maka disebut biaya campuran (mixed cost).
Di
samping itu, pola perubahan biaya sebenarnya bertahap, ada yang tahapannya
panjang dan ada juga yang tahapannya lebih pendek. Biaya yang berubah secara
bertahap ini disebut biaya variabel bertahap (step variable cost) dan biaya
tetap bertahap (step fixed cost). Biaya variabel bertahap dan biaya tetap
bertahap sulit dibedakan karena konsep cakrawala waktu bersifat relatif. Sebuah
perilaku biaya dapat dikatakan variabel bertahap atau tetap bertahap jika kedua
biaya tersebut disandingkan.
Sementara
itu terdapat biaya yang memiliki karakteristik tetap dan juga karakteristik
variabel, yang disebut dengan biaya campuran (mix cost). Biaya campuran pada
dasarnya adalah biaya total, yaitu mencakup unsur tetap dan unsur variabel,
tetapi tidak terlihat dengan jelas berapa unsur tetap dan berapa unsur
variabelnya. Metode untuk memisahkan biaya campuran pada umumnya menggunakan
model-model matematika, meskipun dalam praktiknya seringkali seorang manajer
menggunakan pertimbangan ahlinya berdasarkan insting dan pengalaman dalam
memisahkan biaya campuran
Setiap aktivitas
perusahaan yang melibatkan kegiatann ekonomi maka konsekuensi yang didapat
adalah harus mampu mewujudkan tujuanm perusahaan yaitu memperoleh keuntungan
yang semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang minimum. Prinsip ekonomi
tersebut kemudian di interpretasikan kedalam lingkungan perusahaan, terlebih
khususnya perusahaan manufaktur yang memiliki banyak penggunaan biayadalam
kegiatan operasional nya, seperti biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga
kerja, overhead, dan lain-lain.
Oleh karena hal
tersebut, maka sebelum penjelasan lebih lanjut, kami akan menguraikan sedikit
mengenai pengertian dari perilaku biaya yang mana pendefisian tersebut
berdasarkan dari pemikiran beberapa tokoh dan pendapat kami sendiri, berikut
pengertian dari perilaku biaya. Menurut kami, pada hubungannya perilaku biaya
itu berasal dari dua kata, yaitu perilaku dan biaya. Yang mana maksud dari
keduanya sangat berbeda meskipun dalam satu konteks kegiatan ekonomi.
Sedangkan dalam
buku Akuntansi manajemen karangan Baldric Siregar, dkk (2013:73) bahwa
pengertian dari perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan bagaimana jumlah
biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis. Akuntansi
dan manajemen adalah dua hal yang berkaitan. Meskipun kelihatannya membicarakan
hal yang sama sekali berbeda, tetapi keduanya tetap berada di ranah yang sama.
Akuntansi manajemen adalah sebuah sistem akuntansi yang memiliki kaitan dengan
penggunaan informasi akuntansi oleh tingkat manajerial suatu organisasi.
Menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA),
akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi,
analisis, penyusunan, interpretasi, dan komunikasi informasi yang digunakan
oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan pengendalian dalam suatu
entitas dan untuk memastikan sesuai dan akuntabilitas penggunaan sumber daya
tersebut.
Manajemen Perlu
mengidentifikasi biaya dan perilakunya. Berikut tiga tujuan utama pentingnya
manajemen perusahaan mengetahui perilaku biaya.
1. Pengendalian
Biaya
2. Pengestimasian
Biaya
3. Pembuatan
Keputusan.
Terkait dengan pengendalian biaya,manajemen
perlu mengetahui perilaku biaya agar dapat mengendalikan biaya variabel dan
atau biaya tetap. Estimasi biaya merupakan penentuan biaya masa depan
berdasarkan data aktivitas dan biaya masa lalu.Analisis terhadap data masa lalu
digunakan untuk melakukan estimasi.Manajemen dapat menggunakan estimasi
tersebut untuk menaksir jumlah biaya tetap dan biaya variabel.
2.2
Jenis
- Jenis Perilaku Biaya
1.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap (fixed cost) merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam kondisi konstan maupun
umumnya selalu tidak berubah meskipun mengalami peningkatan ataupun penurunan
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Bisa disebut bahwa biaya tetap tidak
terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam kegiatan
bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Biaya Tetap dibagi menjadi 2 macam
yakni :
a)
Committed fixed cost : atau (Biaya
Komitmen) adalah biaya yang wajib dan harus dikeluarkan. biaya ini seperti biaya
sewa bangunan, biaya pabrik atau peralatan yang perannya penting dalam
menyediakan fasilitas produksi. Penyusutan, asuransi, sewa, properti, pajak,
juga termasuk contoh dari committed costs. Karena biasanya setelah melakukan
pembelian, pabrik atau peralatan produksi dengan sendirinya akan terdepresiasi.
Biaya-biaya ini disebut biaya berkomitmen karena mereka berkomitmen untuk biaya
tersebut untuk jangka waktu lama. Terkadang committed
cost diabaikan untuk
keputusan jangka pendek. Namun harus tetap diingat bahwa biaya depresiasi tetap
akan berkurang.
b) Discretionary
fixed cost : atau (Biaya Tetap Diskresioner) adalah Pengeluaran untuk biaya
pada periode tertentu atau aset tetap, yang dapat dihilangkan atau dikurangi
tanpa berdampak langsung pada laba yang didapatkan dari suatu bisnis. Terkadang
dalam suatu bisnis tidak banyak pengeluaran untuk Discretionary fixed
cost atau biaya tetap
dikrisioner, tetapi nilai dari biayan ini biasanya bisa sangat besar, sehingga
patut ditinjau ulang oleh manajemen.Membatasi pengeluaran yang sebenarnya
penting pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap daya saing bisnis.
Apalagi jika dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu,
pengurangan biaya ini biasanya hanya akan dilakukan dalam waktu yang relatif
singkat, seperti beberapa berbulan-bulan sampai setahun. Pada akhirnya, bisnis
perlu memperbarui pengeluaran ini, dan mungkin harus melakukan peningkatan
pengeluaran di masa depan untuk menutupi kekurangan di masa lalu.Dengan
demikian, manajemen lebih mungkin untuk memangkas biaya diskresioner hanya
ketika sebuah perusahaan menghadapi kekurangan kas jangka pendek, dan akan
kembali mengimprovisasi bisnis segera setelah arus kas membaik. terus
menerus mengurangi jenis biaya ini pada akhirnya akan mengalami penurunan
kesadaran merek, penggantian produk yang kualitasnya lebih buruk, dan / atau
penurunan efektivitas karyawan, tergantung pada jenis pengeluaran yang
dikurangi. Jadi kesimpulannya, meskipun biaya-biaya ini diklasifikasikan
sebagai biaya diskresioner, biaya ini harus dikurangi ketika benar-benar
diperlukan untuk melakukannya.
Contoh dari biaya tetap itu sendiri ialah : biaya Sewa gedung, Gaji karyawan, Pajak, Biaya asuransi, Biaya cukai (apabila pengiriman produk dilakukan hingga ke luar negeri), Pembayaran pinjaman, dan juga sebagainya. Biaya tetap yang selalu konstan atau tetap bukan berarti biaya tetap tersebut akan senantiasa konstan. Biaya tetap bisa berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang.
Contoh soal :
Perusahaan
Kaos Ananda setiap bulan Reguler Memproduksikan Kaos Polos Sebanyak 3000 buah.
Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah :
Biaya Gaji Karyawan Kantor :
Rp. 5.000.000
Biaya Gaji karyawan Produksi :
Rp 1.000.000
Biaya Bahan Baku Kaos dan Benang :
Rp. 20.000.000
Biaya Listrik :
Rp. 3.000.000
Dari
contoh diatas yang disebut biaya tetap adalah biaya Gaji karyawan kantor. Biaya
ini tidak terpengaruh dengan besarnya Produksi Kaos. Seandainya Perusahaan
Membuat Koas lebih sedikit maupun lebih banyak lagi tapi masih dalam Kapasitas
wajar, Maka biaya Gaji Karyawan Kantor akan Tetap sama yaitu sebesar Rp.
5.000.000.
2.
Biaya
Variabel (Variable Cost)
Biaya variable (variable cost) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk
yang diproduksi. Semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh suatu
perusahaan maka semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat
produk tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila jumlah volume produk yang
diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga akan kecil.bisa dikatakan
bahwa biaya variabel bergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam
memproduksi barang yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Biaya Variabel masih diklasifikasikan lagi untuk memudahkan
manajemen dalam merencanakan pengendalian. Biaya Variabel dibagi menjadi 2
yaitu :
1.
Biaya
Variabel Enjiner (Engineered Variable Costs) adalah biaya yang memiliki
hubungan fisik tertentu dengan ukuran aktivitas tertentu. Hampir semua biaya
variabel adalah engineered cost. Dengan kata lain, Engineered
variable cost adalah biaya yang antara masukan dan
keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. Jika masukkan (biaya) berubah
maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan masukan tersebut.
Sebaliknya, jika keluaran berubah maka masukkan (biaya) akan berubah sebanding
dengan perubahan keluaran tersebut. Contoh engineered variable cost : Biaya bahan
baku, Banyaknya Bahan baku yang dimasukkan ke proses produksi ada hubungan erat
dengan output yang dihasilkan.
2. Biaya Variabel Diskresionery (discretionary variable costs) adalah biaya yang masukan dan keluarannya
memiliki hubungan erat namun tidak nyata (bersifat artifisial). Jika keluaran
berubah, maka masukkan akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran
tersebut. Namun, jika masukkan berubah, keluaran belum tentu berubah dengan
adanya perubahan masukkan tersebut.Sebagai contoh adalah biaya iklan yang
ditetapkan oleh manajemen perusahaan puncak sebesar 2% dari hasil penjualan
akan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan. Karena biaya ini
berperilaku variabel atas kebijakan manajemen perusahaan (tidak berperilaku
variabel secara nyata). Maka jika biaya iklan dinaikkan belum tentu akan
Mengakibatkan kenaikan Volume Penjualan.
Contoh
dari biaya variabel yakni antara lain : Biaya bahan baku sebuah produk, Biaya
tenaga kerja langsung dalam bentuk bayaran kepada karyawan (biasanya dihitung
berdasarkan berapa unit produk yang bisa dihasilkan per orang), Biaya
pengemasan produk, Biaya kargo (berbeda-beda sesuai dengan negara tujuan tempat
produk akan diperjual belikan), serta biaya-biaya lainnya.
Contoh
soal :
Perusahaan Kaos Ananda setiap bulan reguler
Memproduksi Koos polos sebanyak 3000 buah. Biaya yang dikeluarkan perbulan
adalah :
Biaya Gaji Karyawan :
Rp. 5.000.000
Biaya
Gaji karyawan Produksi (Karyawan dibayar sesuai jumlah kaos yang dihasilkan,
setiap kaos yang dihasilkan akan diberi upah perusahaan : Rp. 1.000
Biaya Bahan Baku Kaos dan Benang : Rp. 20.000.000
Dari contoh diatas yang disebut biaya variabel adalah biaya
Gaji karyawan Produksi (Dibayar berdasarkan unit yang dihasilkan oleh karyawan
Produksi), Biaya bahan Baku Kaos dan Benang. Berikut ini Perhitungan biaya
Variabel untuk Gaji karyawan Produksi dan Biaya bahan baku.
Jumlah Kaos |
Keterangan (Jumlah kaos x Gaji karyawan produksi
per-unit) |
Jumlah biaya Variabel |
1 |
1 x Rp. 1000 |
Rp. 1.000 |
2 |
2 x Rp. 1000 |
Rp. 2.000 |
1000 |
1000 x Rp. 1000 |
Rp. 1.000.000 |
Setiap unit Kaos yang
dihasilkan, perusahaan akan membayar karyawan sebesar Rp. 1.000, jadi Rp. 1.000
ini merupakan biaya variabel. Jika memproduksi kaos semakin banyak maka
biayanya akan meningkat, begitu sebaliknya jika memproduksi kaos semakin kecil
maka biaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit.
Jumlah Kaos |
Keterangan (jumlah kaos x biaya
bahan baku) |
Jumlah biaya variabel |
1 |
1 x Rp 20.000 |
Rp. 20.000 |
2 |
2 x Rp. 20.000 |
Rp. 40.000 |
1000 |
10.000 x Rp. 20.000 |
Rp. 20.000.000 |
Setiap unit kaos yang dihasilkan , dibutuhkan bahan baku seharga
Rp. 20.000, jadi Rp. 20.000 ini merupakan biaya variabel. Jika memproduksi kaos
semakin banyak maka biayanya akan meningkat, begitu sebaliknya jika memproduksi
kaos semakin sedikit maka biaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit.
3. Biaya Semivariabel (Mixed Cost)
Biaya Semivariabel (Mixed Cost) adalah
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung
unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh : Biaya listrik yang digunakan, Pemanasan, Reparasi, Telepon dan pemeliharaan. Analisis
biaya campuaran biasanya dilakukan atas dasar kumpulan, yang memusatkan pada
perilaku masa lalu suatu biaya pada berbagai tingkat aktifitas.
Contoh soal :
Perusahaan kaos Ananda setiap b ulan
reguler memproduksi kaos polos sebanyak 3000 buah. Biaya yang dikeluarkan
perbulan adalah :
Biaya gaji karyawan kantor Rp. 5.000.000
Biaya gaji karyawan produksi Rp. 1.000.000
Biaya bahan baku kaos dan benang Rp. 20.000.000
Biaya listrik abunemen Rp. 3.000.000
Dari contoh diatas yang disebut biaya semivariabel adalah biaya listrik abunemen, dimana biaya listrik abunemen tersebut ada tarif tetap / dasar dari PLN Rp. 300.000 dan sisanya adalah biaya Variabel, dimana listrik pabrik tergantung pemakaian sesuai banyak sedikitnya volume produksi, misalnya Rp. 2.100.000. Bisa juga listrik yang dipakai di kantor bukan di pabrik, banyak maupun sedikit volume produksi, listrik di kantor akan sama yakni Rp. 600.000.
2.3 Prosedur
Pemisahan Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap
dan biaya variabel. Ada 2 pendekatan yang digunakan untuk memisahkan biaya semi
variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel , yaitu :
1.
Pendekatan Analisis
Pendekatan
ini dengan cara menyelidiki tiap-tiap pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu biaya, jumlah
biaya dalam kegiatan, metode pekerjaan yang efisien sehingga dapat menentukkan
jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada
berbagai tingkat kegiatan secara ekonomis.
2.
Pendekatan Historis
Pendekatan ini dengan cara
menganalisis biaya yang terjadi di masalalu dalam hubungannya dengan volume
kegiatan. Dalam pendekatan ini data biaya selama beberapa periode di kumpulkan
dan dihitung biaya tetap dan biaya variabelnya.
2.4 Pertimbangan Perilaku Biaya
Untuk dapat
mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakuannya maka diperlukan berbagai
pertimbangan atas dasar :
1.
Waktu
Mengklasifikasikan biaya dengan cara
bergantung pada batasan waktu (jangka panjang ataupun jangka pendek), namun
batasan ini bersifat subjektif, tergantung cara pandang manajer. Contoh : Biaya
tenaga kerja kontrak yang memproduksi produk pesanan dalam waktu 1 tahun (masuk
dalam jangka pendek) biaya ini termasuk dalam golongan biaya tetap. Sedangkan
apabila biaya tenaga kerja ini tidak hanya 1 tahun kontraknya maka manajemen
bisa memandang ini sebagai biaya variabel.
2.
Sumber
Daya dan Ukuran Output
Mengklasifikasikan biaya dengan cara
melihat keperluan sumber daya yang dibutuhkan untuk Menghasilkan output /
keluaran / produk. Semakin sering melakukan produksi/ aktifitas maka semakin
besar pula biayanya. Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk
dapat memahami perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan
penggerak yang terkait. Penggerak aktivitas ini di bagi menjadi :
a)
Penggerak
tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang
diprosuksi berubah. Contoh : Biaya pemakaian bahan baku
b) Penggerak tingkat non-unit adalah
perubahan dalam biaya ketika faktor – faktor lain selain unit berubah. Contoh : Biaya penyusutan mesin.
2.5 Pendekatan Pemisah Biaya Semi
Variabel
Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan,
dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya
tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan metode yang dapat digunakan untuk
dapat memisahkan biaya semi variabel adalah :
1.
Metode titik tertinggi dan
terendah
Metode ini adalah suatu metode untuk
memisahkan biaya dengan cara menganalisis biaya dan volume produksi paling
tinggi dan paling rendah. Contoh : berikut disajikan data kegiatan dan biaya
reparasi dan pemeliharaan pada PT. Mustika Tahun 2003 yakni :
Bulan |
Biaya Reparasi & Pemeliharaan |
Volume Produksi |
1 |
700.000 |
6.000 |
2 |
715.000 |
5.500 |
3 |
530.000 |
4.250 |
4 |
650.000 |
4.000 |
5 |
600.000 |
4.500 |
6 |
875.000 |
7.000 |
7 |
800.000 |
6.000 |
8 |
1.000.000 |
8.000 |
9 |
800.000 |
6.000 |
10 |
800.000 |
6.000 |
11 |
550.000 |
4.500 |
12 |
600.000 |
4.500 |
|
Biaya reparasi & pemeliharaan pada tingkat kegiatan |
||
Tertinggi dan
Terendah |
|||
Tertinggi |
Terendah |
Selisih |
|
Volume produksi |
8.000 |
4.000 |
4.000 |
Biaya Reparasi &
Pemeliharaan |
Rp. 1.000.000 |
Rp. 600.000 |
Rp. 400.000 |
Unsur biaya variabel dalam
biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :
Biaya variabel = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp
100
Perhitungan unsur biaya
tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai berikut :
|
Titik kegiatan tertinggi |
Titik kegiatan terendah |
Biaya reparasi & pemeliharaan mesin
yang terjadi |
Rp. 1.000.000 |
Rp. 600.000 |
Rp 100 x 8.000 (biaya variabel x volume
produksi tertinggi) |
Rp. 800.000 |
|
Rp 100 x 4.000 (biaya variabel x volume
produksi terendah) |
|
Rp. 400.000 |
Biaya reparasi & Pemeliharaan tetap |
Rp. 200.000 |
Rp. 200.000 |
Maka biaya variabel dan biaya tetap disajikan dalam
persamaan dibawah ini :
Y = a + bx
Y = Biaya
total
a = Biaya
tetap
a = Biaya
variabel
X = Jumlah
produksi
Y = Rp.
200.000 + Rp. 100x
Jadi biaya total reparasi pemeliharaan terdiri dari
biaya tetap (Rp 200.000) ditambah Rp. 100 (dikalikan banyaknya produksi).
2.
Metode Biaya
Berjaga
Metode ini adalah suatu metode untuk
memisahkan terdiri dari biaya dengan cara menghitung berapa biaya yang harus tetap
dikeluarkan seandainya perusahaan ditutup untuk sementara , jadi volume
produksinya nol.
Contoh : Berdasarkan data diatas, misal; pada tingkat
reparasi dan pemeliharaan 8.000 volume produksi, biaya reparasi yang tetap
harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000. maka biaya variabel dan tetap
dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya yang dikeluarkan pada Rp. 1.000.000
Volume Produksi 8000
Biaya tetap (biaya berjaga) Rp.
400.000
Selisih Rp. 600.000
Biaya variabel per-jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp 75
per produk yang dihasilkan.
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan
tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
Y = 400.000 + 75 X
Jadi biaya total reparasi pemeliharaan terdiri dari
biaya tetap (Rp. 400.000) ditambah Rp. 75 (dikalikan banyaknya produksi).
3.
Metode
Kuadrat Terkecil (Least Square Method)
Metode ini adalah suatu metode untuk
memisahkan biaya dengan cara menghitung besarnya deviasi dengan pertama-tama
mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi kuadrat
tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Rumus
:
Y = a + bx
Y = Total
biaya
a = Biaya
tetap
b = Biaya
variabel
x = tingkat aktivitas (output)
PENUTUP
Semua biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan dapat dikategorikan menjadi 3 jenis biaya yaitu : fixed cost, variable costdan semi variable cost.
· Fixed cost adalah biaya
tetap yang tidak berubah meskipun perusahaan sedang ramai atau sepi.
· Variable cost adalah
biaya variabel yang bisa naik atau turun tergantung ramai atau sepinya produksi / penjualan perusahaan tersebut. Dan yang terakhir,
· Semi variable cost,
adalah kombinasi dari fixed cost + variable cost.