Translate

Comments

Gallery

Featured Posts

Top reviews

Recent Posts

Recent in Sports

Fashion

Breaking News

Entertainment

Travel

Featured

Sabtu, 22 Agustus 2020

PERILAKU BIAYA

 PERILAKU BIAYA

1.1   Latar Belakang

Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan dapat menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada tingkat yang optimal. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang seksama akan mampu secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal menimpa perusahaan dimasa yang akan datang, manajemen perlu mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang diperlukan, karena bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya tetap untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu di masa yang akan datang.

Di dalam akauntansi manajerial, istilah biaya dapat digunakan untuk berbagai hal. Alasannya adalah karena banyak jenis biaya, dan biaya-biaya tersebut diklasifikasikan sesuai kebutuhan manajemen. Seperti, seorang manajer yang ingin menyusun laporan keuangan eksternal, membuat anggaran,  atau mengambil keputusan, akan menggunakan data biaya.  Setiap penggunaan atas data yang berbeda  membutuhkan klasifikasi dan definisi biaya yang berbeda juga. Seperti contohnya, laporan  keuangan eksternal membutuhkan data biaya historis karena pengambilan keputusan memerlukan perkiraan terhadap biaya di masa mendatang. 

Ketika terjadi perbuahan dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis maka Akuntansi manajemen juga ikut berubah dan menyesuaikan. Salah satu penyesuaian yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar, yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif.

Selanjutnya dalam sebuah bank estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran.  Makalah ini akan membahas mengenai Perilaku Biaya dalam Akuntansi Manajeman.

1.2   Rumusan Masalah    

1.    Apa itu Definisi Anggaran Tenaga Kerja ?

2.    Apa itu  Perencanaan Tenaga Kerja ?

3.    Apa yang Perlu dipersiapkan dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja ?

4.    Apa saja Proses dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja ?

5.    Apa saja Manfaat dalam Perencanaan Tenaga Kerja ?

6.    Apa saja Faktor Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja ?

1.3   Tujuan Penulisan

        Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen Yenni Arfah, SE, M.A yaitu, Menyusun dan Menjelaskan Makalah ini Sesuai dengan Rumusan Masalah diatas.


PEMBAHASAN

2.1        Definisi Perilaku Biaya dan Manajemen

Perilaku biaya adalah suatu istilah umum untuk menggambarkan apakah suatu biaya jumlahnya tetap atau berubah dalam kaitannya dengan perubahan tingkat aktivitas atau volume (Hansen & Mowen, 2005). Jika suatu biaya jumlahnya tidak berubah sementara tingkat aktivitas bisnis bertambah atau berkurang, maka biaya tersebut disebut dengan biaya tetap. Jika suatu biaya jumlahnya secara total berubah sejalan dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis maka biaya tersebut disebut dengan biaya variabel. Jika perilaku biaya mencerminkan kedua karakteristik perubahan tersebut maka disebut biaya campuran (mixed cost).

Di samping itu, pola perubahan biaya sebenarnya bertahap, ada yang tahapannya panjang dan ada juga yang tahapannya lebih pendek. Biaya yang berubah secara bertahap ini disebut biaya variabel bertahap (step variable cost) dan biaya tetap bertahap (step fixed cost). Biaya variabel bertahap dan biaya tetap bertahap sulit dibedakan karena konsep cakrawala waktu bersifat relatif. Sebuah perilaku biaya dapat dikatakan variabel bertahap atau tetap bertahap jika kedua biaya tersebut disandingkan.

Sementara itu terdapat biaya yang memiliki karakteristik tetap dan juga karakteristik variabel, yang disebut dengan biaya campuran (mix cost). Biaya campuran pada dasarnya adalah biaya total, yaitu mencakup unsur tetap dan unsur variabel, tetapi tidak terlihat dengan jelas berapa unsur tetap dan berapa unsur variabelnya. Metode untuk memisahkan biaya campuran pada umumnya menggunakan model-model matematika, meskipun dalam praktiknya seringkali seorang manajer menggunakan pertimbangan ahlinya berdasarkan insting dan pengalaman dalam memisahkan biaya campuran

Setiap aktivitas perusahaan yang melibatkan kegiatann ekonomi maka konsekuensi yang didapat adalah harus mampu mewujudkan tujuanm perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang minimum. Prinsip ekonomi tersebut kemudian di interpretasikan kedalam lingkungan perusahaan, terlebih khususnya perusahaan manufaktur yang memiliki banyak penggunaan biayadalam kegiatan operasional nya, seperti biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja, overhead, dan lain-lain.

Oleh karena hal tersebut, maka sebelum penjelasan lebih lanjut, kami akan menguraikan sedikit mengenai pengertian dari perilaku biaya yang mana pendefisian tersebut berdasarkan dari pemikiran beberapa tokoh dan pendapat kami sendiri, berikut pengertian dari perilaku biaya. Menurut kami, pada hubungannya perilaku biaya itu berasal dari dua kata, yaitu perilaku dan biaya. Yang mana maksud dari keduanya sangat berbeda meskipun dalam satu konteks kegiatan ekonomi.

Sedangkan dalam buku Akuntansi manajemen karangan Baldric Siregar, dkk (2013:73) bahwa pengertian dari perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan bagaimana jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis. Akuntansi dan manajemen adalah dua hal yang berkaitan. Meskipun kelihatannya membicarakan hal yang sama sekali berbeda, tetapi keduanya tetap berada di ranah yang sama. Akuntansi manajemen adalah sebuah sistem akuntansi yang memiliki kaitan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh tingkat manajerial suatu organisasi.

Menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, penyusunan, interpretasi, dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan pengendalian dalam suatu entitas dan untuk memastikan sesuai dan akuntabilitas penggunaan sumber daya tersebut.

Manajemen Perlu mengidentifikasi biaya dan perilakunya. Berikut tiga tujuan utama pentingnya manajemen perusahaan mengetahui perilaku biaya.

1.    Pengendalian Biaya

2.    Pengestimasian Biaya

3.    Pembuatan Keputusan.

Terkait dengan pengendalian biaya,manajemen perlu mengetahui perilaku biaya agar dapat mengendalikan biaya variabel dan atau biaya tetap. Estimasi biaya merupakan penentuan biaya masa depan berdasarkan data aktivitas dan biaya masa lalu.Analisis terhadap data masa lalu digunakan untuk melakukan estimasi.Manajemen dapat menggunakan estimasi tersebut untuk menaksir jumlah biaya tetap dan biaya variabel.

2.2        Jenis - Jenis Perilaku Biaya

    1.    Biaya Tetap (Fixed Cost) 

Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam kondisi konstan maupun umumnya selalu tidak berubah meskipun mengalami peningkatan ataupun penurunan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Bisa disebut bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas dari perubahan-perubahan dalam kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Biaya Tetap dibagi menjadi 2 macam yakni :

a)    Committed fixed cost : atau (Biaya Komitmen) adalah biaya yang wajib dan harus dikeluarkan. biaya ini seperti biaya sewa bangunan, biaya pabrik atau peralatan yang perannya penting dalam menyediakan fasilitas produksi. Penyusutan, asuransi, sewa, properti, pajak, juga termasuk contoh dari committed costs. Karena biasanya setelah melakukan pembelian, pabrik atau peralatan produksi dengan sendirinya akan terdepresiasi. Biaya-biaya ini disebut biaya berkomitmen karena mereka berkomitmen untuk biaya tersebut untuk jangka waktu lama. Terkadang committed cost diabaikan untuk keputusan jangka pendek. Namun harus tetap diingat bahwa biaya depresiasi tetap akan berkurang.

b)   Discretionary fixed cost : atau (Biaya Tetap Diskresioner) adalah Pengeluaran untuk biaya pada periode tertentu atau aset tetap, yang dapat dihilangkan atau dikurangi tanpa berdampak langsung pada laba yang didapatkan dari suatu bisnis. Terkadang dalam suatu bisnis tidak banyak pengeluaran untuk Discretionary fixed cost atau biaya tetap dikrisioner, tetapi nilai dari biayan ini biasanya bisa sangat besar, sehingga patut ditinjau ulang oleh manajemen.Membatasi pengeluaran yang sebenarnya penting pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap daya saing bisnis. Apalagi jika dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu, pengurangan biaya ini biasanya hanya akan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, seperti beberapa berbulan-bulan sampai setahun. Pada akhirnya, bisnis perlu memperbarui pengeluaran ini, dan mungkin harus melakukan peningkatan pengeluaran di masa depan untuk menutupi kekurangan di masa lalu.Dengan demikian, manajemen lebih mungkin untuk memangkas biaya diskresioner hanya ketika sebuah perusahaan menghadapi kekurangan kas jangka pendek, dan akan kembali mengimprovisasi bisnis  segera setelah arus kas membaik. terus menerus mengurangi jenis biaya ini pada akhirnya akan mengalami penurunan kesadaran merek, penggantian produk yang kualitasnya lebih buruk, dan / atau penurunan efektivitas karyawan, tergantung pada jenis pengeluaran yang dikurangi. Jadi kesimpulannya,  meskipun biaya-biaya ini diklasifikasikan sebagai biaya diskresioner, biaya ini harus dikurangi ketika benar-benar diperlukan untuk melakukannya.

Contoh dari biaya tetap itu sendiri ialah : biaya Sewa gedung, Gaji karyawan, Pajak, Biaya asuransi, Biaya cukai (apabila pengiriman produk dilakukan hingga ke luar negeri), Pembayaran pinjaman, dan juga sebagainya. Biaya tetap yang selalu konstan atau tetap bukan berarti biaya tetap tersebut akan senantiasa konstan. Biaya tetap bisa berubah sewaktu-waktu di masa yang akan datang.

Contoh soal :

Perusahaan Kaos Ananda setiap bulan Reguler Memproduksikan Kaos Polos Sebanyak 3000 buah. Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah :

Biaya Gaji Karyawan Kantor                   : Rp.   5.000.000

Biaya Gaji karyawan Produksi                 : Rp    1.000.000

Biaya Bahan Baku Kaos dan Benang       : Rp. 20.000.000

Biaya Listrik                                             : Rp.   3.000.000

Dari contoh diatas yang disebut biaya tetap adalah biaya Gaji karyawan kantor. Biaya ini tidak terpengaruh dengan besarnya Produksi Kaos. Seandainya Perusahaan Membuat Koas lebih sedikit maupun lebih banyak lagi tapi masih dalam Kapasitas wajar, Maka biaya Gaji Karyawan Kantor akan Tetap sama yaitu sebesar Rp. 5.000.000.

    2.    Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variable (variable cost) merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk yang diproduksi. Semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan maka semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat produk tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila jumlah volume produk yang diproduksi kecil maka biaya yang dikeluarkan juga akan kecil.bisa dikatakan bahwa biaya variabel bergantung pada fluktuasi aktivitas usaha dalam memproduksi barang yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Biaya Variabel masih diklasifikasikan lagi untuk memudahkan manajemen dalam merencanakan pengendalian. Biaya Variabel dibagi menjadi 2 yaitu :

1.        Biaya Variabel Enjiner (Engineered Variable Costs) adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran aktivitas tertentu. Hampir semua biaya variabel adalah engineered cost. Dengan kata lain, Engineered variable cost adalah biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. Jika masukkan (biaya) berubah maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan masukan tersebut. Sebaliknya, jika keluaran berubah maka masukkan (biaya) akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran tersebut. Contoh engineered variable cost : Biaya bahan baku, Banyaknya Bahan baku yang dimasukkan ke proses produksi ada hubungan erat dengan output yang dihasilkan.

2.      Biaya Variabel Diskresionery (discretionary variable costs) adalah biaya yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyata (bersifat artifisial). Jika keluaran berubah, maka masukkan akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran tersebut. Namun, jika masukkan berubah, keluaran belum tentu berubah dengan adanya perubahan masukkan tersebut.Sebagai contoh adalah biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan puncak sebesar 2% dari hasil penjualan akan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan. Karena biaya ini berperilaku variabel atas kebijakan manajemen perusahaan (tidak berperilaku variabel secara nyata). Maka jika biaya iklan dinaikkan belum tentu akan Mengakibatkan kenaikan Volume Penjualan.

Contoh dari biaya variabel yakni antara lain : Biaya bahan baku sebuah produk, Biaya tenaga kerja langsung dalam bentuk bayaran kepada karyawan (biasanya dihitung berdasarkan berapa unit produk yang bisa dihasilkan per orang), Biaya pengemasan produk, Biaya kargo (berbeda-beda sesuai dengan negara tujuan tempat produk akan diperjual belikan), serta biaya-biaya lainnya.

Contoh soal :

Perusahaan Kaos Ananda setiap bulan reguler Memproduksi Koos polos sebanyak 3000 buah. Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah :

Biaya Gaji Karyawan                                                                     : Rp. 5.000.000

Biaya Gaji karyawan Produksi (Karyawan dibayar sesuai jumlah kaos yang dihasilkan, setiap kaos yang dihasilkan akan diberi upah perusahaan    : Rp. 1.000

Biaya Bahan Baku Kaos dan Benang                                            : Rp. 20.000.000

Dari contoh diatas yang disebut biaya variabel adalah biaya Gaji karyawan Produksi (Dibayar berdasarkan unit yang dihasilkan oleh karyawan Produksi), Biaya bahan Baku Kaos dan Benang. Berikut ini Perhitungan biaya Variabel untuk Gaji karyawan Produksi dan Biaya bahan baku.

Jumlah Kaos

Keterangan (Jumlah kaos x Gaji karyawan produksi per-unit)

Jumlah biaya Variabel

1

1 x Rp. 1000

Rp.       1.000

2

2 x Rp. 1000

Rp.       2.000

1000

1000 x Rp. 1000

Rp. 1.000.000

Setiap unit Kaos yang dihasilkan, perusahaan akan membayar karyawan sebesar Rp. 1.000, jadi Rp. 1.000 ini merupakan biaya variabel. Jika memproduksi kaos semakin banyak maka biayanya akan meningkat, begitu sebaliknya jika memproduksi kaos semakin kecil maka biaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit.

Jumlah Kaos

Keterangan

(jumlah kaos x biaya bahan baku)

Jumlah biaya variabel

1

1 x Rp 20.000

Rp.        20.000

2

2 x Rp. 20.000

Rp.        40.000

1000

10.000 x Rp. 20.000

Rp. 20.000.000

Setiap unit kaos yang dihasilkan , dibutuhkan bahan baku seharga Rp. 20.000, jadi Rp. 20.000 ini merupakan biaya variabel. Jika memproduksi kaos semakin banyak maka biayanya akan meningkat, begitu sebaliknya jika memproduksi kaos semakin sedikit maka biaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit.

    3.    Biaya Semivariabel (Mixed Cost) 

Biaya Semivariabel (Mixed Cost) adalah Biaya Semi Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh : Biaya listrik yang digunakan, Pemanasan, Reparasi, Telepon dan pemeliharaan. Analisis biaya campuaran biasanya dilakukan atas dasar kumpulan, yang memusatkan pada perilaku masa lalu suatu biaya pada berbagai tingkat aktifitas.

Contoh soal :

Perusahaan kaos Ananda setiap b ulan reguler memproduksi kaos polos sebanyak 3000 buah. Biaya yang dikeluarkan perbulan adalah :

Biaya gaji karyawan kantor                       Rp.   5.000.000

Biaya gaji karyawan produksi                   Rp.   1.000.000

Biaya bahan baku kaos dan benang           Rp. 20.000.000

Biaya listrik abunemen                              Rp.   3.000.000

Dari contoh diatas yang disebut biaya semivariabel adalah biaya listrik abunemen, dimana biaya listrik abunemen tersebut ada tarif tetap / dasar dari PLN Rp. 300.000 dan sisanya adalah biaya Variabel, dimana listrik pabrik tergantung pemakaian sesuai banyak sedikitnya volume produksi, misalnya Rp. 2.100.000. Bisa juga listrik yang dipakai di kantor bukan di pabrik, banyak maupun sedikit volume produksi, listrik di kantor akan sama yakni Rp. 600.000.

2.3  Prosedur Pemisahan Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel. Ada 2 pendekatan yang digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel , yaitu :

1.        Pendekatan Analisis

Pendekatan ini dengan cara menyelidiki tiap-tiap pekerjaan, untuk  menentukan perlu tidaknya suatu biaya, jumlah biaya dalam kegiatan, metode pekerjaan yang efisien sehingga dapat menentukkan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan secara ekonomis.

2.        Pendekatan Historis

Pendekatan ini dengan cara menganalisis biaya yang terjadi di masalalu dalam hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam pendekatan ini data biaya selama beberapa periode di kumpulkan dan dihitung biaya tetap dan biaya variabelnya.

2.4  Pertimbangan Perilaku Biaya 

Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakuannya maka diperlukan berbagai pertimbangan atas dasar :

1.        Waktu

Mengklasifikasikan biaya dengan cara bergantung pada batasan waktu (jangka panjang ataupun jangka pendek), namun batasan ini bersifat subjektif, tergantung cara pandang manajer. Contoh : Biaya tenaga kerja kontrak yang memproduksi produk pesanan dalam waktu 1 tahun (masuk dalam jangka pendek) biaya ini termasuk dalam golongan biaya tetap. Sedangkan apabila biaya tenaga kerja ini tidak hanya 1 tahun kontraknya maka manajemen bisa memandang ini sebagai biaya variabel.

2.        Sumber Daya dan Ukuran Output

Mengklasifikasikan biaya dengan cara melihat keperluan sumber daya yang dibutuhkan untuk Menghasilkan output / keluaran / produk. Semakin sering melakukan produksi/ aktifitas maka semakin besar pula biayanya. Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang terkait. Penggerak aktivitas ini di bagi menjadi :

a)      Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang diprosuksi berubah. Contoh : Biaya pemakaian bahan baku

b)     Penggerak tingkat non-unit adalah perubahan dalam biaya ketika faktor – faktor lain selain unit berubah. Contoh : Biaya penyusutan mesin.

2.5  Pendekatan Pemisah Biaya Semi Variabel

Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan metode yang dapat digunakan untuk dapat memisahkan biaya semi variabel adalah :

1.        Metode titik tertinggi dan terendah           

Metode ini adalah suatu metode untuk memisahkan biaya dengan cara menganalisis biaya dan volume produksi paling tinggi dan paling rendah. Contoh : berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi dan pemeliharaan pada PT. Mustika Tahun 2003 yakni :

Bulan

Biaya Reparasi & Pemeliharaan

Volume Produksi

1

700.000

6.000

2

715.000

5.500

3

530.000

4.250

4

650.000

4.000

5

600.000

4.500

6

875.000

7.000

7

800.000

6.000

8

1.000.000

8.000

9

800.000

6.000

10

800.000

6.000

11

550.000

4.500

12

600.000

4.500

 

 

Biaya reparasi & pemeliharaan pada tingkat kegiatan

Tertinggi dan Terendah

Tertinggi

Terendah

Selisih

Volume produksi

  8.000

           4.000

           4.000

Biaya Reparasi & Pemeliharaan

 

Rp. 1.000.000

 

Rp. 600.000

 

Rp. 400.000

Unsur biaya variabel dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :

Biaya variabel = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp 100

Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai berikut :

 

Titik kegiatan tertinggi

Titik kegiatan terendah

Biaya reparasi & pemeliharaan mesin yang terjadi

Rp. 1.000.000

Rp. 600.000

Rp 100 x 8.000 (biaya variabel x volume produksi tertinggi)

Rp. 800.000

 

Rp 100 x 4.000 (biaya variabel x volume produksi terendah)

 

Rp. 400.000

Biaya reparasi & Pemeliharaan tetap

Rp. 200.000

Rp. 200.000

Maka biaya variabel dan biaya tetap disajikan dalam persamaan dibawah ini :

Y     = a + bx

Y     = Biaya total

a      = Biaya tetap

a      = Biaya variabel

X     = Jumlah produksi

Y     = Rp. 200.000 + Rp. 100x

Jadi biaya total reparasi pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (Rp 200.000) ditambah Rp. 100 (dikalikan banyaknya produksi).

2.        Metode Biaya Berjaga

Metode ini adalah suatu metode untuk memisahkan terdiri dari biaya dengan cara menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan seandainya perusahaan ditutup untuk sementara , jadi volume produksinya nol.

Contoh : Berdasarkan data diatas, misal; pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 volume produksi, biaya reparasi yang tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000. maka biaya variabel dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :

Biaya yang dikeluarkan pada                     Rp. 1.000.000

Volume Produksi 8000

Biaya tetap (biaya berjaga)                         Rp.     400.000

Selisih                                                         Rp.     600.000

Biaya variabel per-jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp 75 per produk yang dihasilkan.

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :

Y = 400.000 + 75 X

Jadi biaya total reparasi pemeliharaan terdiri dari biaya tetap (Rp. 400.000) ditambah Rp. 75 (dikalikan banyaknya produksi).

3.        Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

Metode ini adalah suatu metode untuk memisahkan biaya dengan cara menghitung besarnya deviasi dengan pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi kuadrat tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.

     Rumus :

Y     = a + bx

Y     = Total biaya

a      = Biaya tetap

b      = Biaya variabel

x      = tingkat aktivitas (output)


PENUTUP

Semua biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan dapat dikategorikan menjadi 3 jenis biaya yaitu :  fixed costvariable costdan semi variable cost.

·  Fixed cost adalah biaya tetap yang tidak berubah meskipun perusahaan sedang ramai atau sepi.

· Variable cost adalah biaya variabel yang bisa naik atau turun tergantung ramai atau sepinya produksi  / penjualan perusahaan tersebut. Dan yang terakhir,

· Semi variable cost, adalah kombinasi dari fixed cost + variable cost.